4 Masalah Wanita Pekerja yang Mungkin Tidak Diketahui Para Ibu Rumah Tangga

loading...
loading...
Beruntunglah wanita yang bisa fulltime menjadi ibu rumah tangga. Berarti suami telah mampu menafkahi dengan cukup.
Jangan sampai keberuntungan ini membuat kita merasa layak memandang rendah para wanita pekerja entah dengan alasan atau pola pikir apapun.
Juga, jangan sampai keberuntungan ini tidak kita syukuri dan malahan kita merasa iri dengan para wanita pekerja yang kelihatannya lebih asyik bisa pegang uang sendiri.
Karena faktanya, ada banyak masalah yang dihadapi para wanita pekerja yang mungkin tak diketahui oleh para ibu rumah tangga:
1. Persaingan di Dempat Kerja
Kalau di antara tetangga saja ada persaingan, yaa bersaing beli peralatan masak baru, bersaing renovasi rumah, dll. Apalagi persaingan di tempat kerja yang lebih ‘gila’.

Ada yang harus sikut-sikutan, dicurangi, atau bahkan terpaksa menjilat hanya untuk mendapat haknya. Karena memang dunia kerja cukup keras.
2. Perjuangan Berjejalan di Transportasi Umum
Ibu rumah tangga memang lelah karena kerja 24 jam sehari. Tapi berysukur tidak perlu berjejalan di transportasi umum tiap pagi dan sore, baik di bis, busway maupun kereta.

Mungkin ada yang nyinyir… “Sudah tahu begitu, yaa nggak usah kerja dong!”
Kalau kita tidak ikut menyumbang untuk menafkahi keperluan dapurnya, atau untuk membayar biaya pengobatan orangtuanya yang sudah sepuh, rasanya kita tak berhak untuk nyinyir deh. Setiap orang punya masalahnya masing-masing yang tidak bisa kita judge begitu saja.
Lagipula… kalau tidak ada para wanita pekerja, apakah ibu rumah tangga mau melahirkan ditangani bidan pria, dokter pria, karena segala bidang pekerjaan didominasi kaum pria?
Jadi bersyukurlah untuk setiap nikmat perbedaan yang Allah beri.
3. Dilema Ketika Anak Sakit
Jangankan ketika anak sakit, pas anak sehat normal saja para wanita pekerja perlu bersikap tega meninggalkan anaknya di bawah pengasuhan orang lain, entah neneknya sendiri, tetangga, ataupun pengasuh anak.

Apalagi ketika anak sakit, dilema untuk tetap tinggal di rumah merawat anak atau tetap bekerja menuntaskan berbagai amanah menjadi permasalahan yang pasti menghantui para wanita pekerja.
4. Menjelang dan Usai Persalinan
Satu lagi yang menjadi masalah bagi wanita pekerja adalah menjelang persalinan dan juga setelahnya. Cuti 3 bulan rasanya tidak cukup untuk beradaptasi dengan si buah hati yang baru terlahir.

Menyiapkan asi perah, membiasakan anak tanpa gendongan ibundanya, wuih… masa yang berat untuk seorang wanita pekerja.
Rata-rata akan memutuskan resign dari pekerjaan begitu terbentur permasalahan ini. Dan keputusan resign itu pun pasti membawa konsekuensi lainnya untuk sang wanita pekerja, terutama jika memang suaminya tidak bertanggungjawab soal nafkah.
Setidaknya 4 masalah tersebut pasti pernah dihadapi wanita pekerja, akan tetapi semoga kontribusi untuk masyarakat yang diberikan oleh para wanita pekerja ini bisa berbuah pahala.
Barangkali ada yang ingin menambahkan poin-poinnya? Bisa dengan mengisi komentar di bawah artikel. Semoga bermanfaat dan menambah bersyukur.



loading...
loading...
close