loading...
loading...
Mati adalah pasti. Setiap yang hidup akan mengalami kemusnahan, cepat atau lambat, saat tua atau masih muda, bahkan saat masih bayi. Saat akan mati, manusia tentu mengalami satu fase yang disebut fase sakaratul maut.
Rasulullah memberikan isyarat jika fase ini adalah fase yang terberat bagi manusia menjelang ajal. Olehkarenanya, manusia yang ada disekitar orang yang akan dijemput ajalnya, diharapkan untuk meringankan beban orang yang dalam kondisi demikian.
Ada yang menyebutkan jika sakaratul maut itu merupakan pemanasan saat akan adanya kematian. Karena kematian itu adalah hal yang sangat menyakitkan, sulit dan berat, untuk itu sangat diharapkan orang terdekat untuk memberi pendampingan saat sakaratul maut tiba.
“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari).
Memang proses sakaratul maut tiap orang itu tidaklah sama. Ada yang mengatakan tidak ada pengaruhnya dengan amal perbuatan manusia didunia, hingga proses sakaratul maut itu lebih menyakitkan atau tidak.
Namun ada yang mengatakan jika tidak terkait sama sekali dengan tingkat keimanan seseorang selama hidup, karena ada sebuah riwayat yang mengatakan jika sakaratul maut bisa merupakan proses pengurangan kadar siksaan diakherat kelak. Memang kematian jika sudah pada waktunya tidak bisa ditunda lagi.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS, Al-Munafiqun, 63:11).
Cirri-ciri orang yang sakaratul maut menurut Weitzal, Wotf dan Fruerst adalah:
· System penginderaan dan gerakan mulai melemah dan berangsur mulai menghilang, dimulai dari ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab.
· Kulit membiru kelabu dan terlihat pucat
· Nadi mulai tak teratur dan melemah
· Suara dengkuran yang terdengar nyata
· Tekanan darah mulai menurun, peredaran darah mulai menghilang, otot rahang mulai mengendur, wajah yang terlihat cemas, terlihat lebih pasrah.
Untuk itu, dampingi dalam kondisi sakaratul maut adalah hal terbijak yang bisa dilakukan untuk mengurangi kesakitan mereka, menambah ketenangan mereka untuk menghadap disisi Allah. Lakukan 5 Hal Saat Mendampingi Orang Sakaratul Maut, yakni:
Bicaralah yang Baik-baik
Jika Anda mengira seorang dalam kondisi sakaratul maut, atau mati suri itu dalam kondisi yang tidak bisa mendengarkan apapun juga diluar dirinya, maka itu salah.
Terbukti ada orang yang tengah mati suri selama berbulan-bulan, saat ia terbangun dari mati surinya ia bercerita mengenai seseorang yang mendampinginya telah mengatakan buruk-buruk disampingnya. Maka bicaralah yang baik-baik saat mendampingi orang yang tengah sakit atau kondisi sakaratul maut.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda ”Bila kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”,
Membimbing Pasien Dalam Kondisi Sakaratul Maut Agar Berbaik Sangka Kepada Allah
Dalam kondisi apapun juga sebenarnya kaum muslim dituntut untuk selalu berbaik sangka pada Allah. Pun, dalam kondisi sangat kepayahan saat sakaratul maut, orang-orang terdekatnya dianjurkan untuk membisiki dengan kalimat baik, penyebutkan kata Allah berulang padanya dan memberikan hiburan untuk bersemangat dalam menghapapi sakit yang dideritanya, walaupun itu dalam kondisi sangat payah.
Ibnu Abas berkata ”Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu”
Mentalkinkan Dengan Kalimat “laailahaillallah”
Lakukan 5 Hal Saat Mendampingi Orang Sakaratul Maut, salah satunya adalah membimbing ucapan “laailahaillallah” secara berulang kali dan secara terus menerus sampai nyawa terangkat dari badan. Jika kalimat itu terlalu panjang saat menjelang nyawa tercerabut dari badan, maka pendamping bisa memangkas menjadi kalimat “Allah..Allah”
Hadist Riwayat Muslim “Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”
Menutupkan Matanya Saat Pasien Mulai Meninggal
pasien atau orang dalam keadaan sakaratul maut terkadang matanyanya terbuka, maka dalam kondisi ini orang yang mendampinginya tetap mendoakannya dan sembari menutupkan kelopak matanya.
Ibnu Majah Rasulullah bersabda “apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”.
Membasahi Kerongkongan Orang yang Tengah Sakaratul Maut
Mengapa demikian? hal ini merupakan meringankan beban orang yang tengah menderita karena sakaratul maut, hingga memudahkannya mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah).
Itulah Lakukan 5 Hal Saat Mendampingi Orang Sakaratul Maut, semoga bermanfaat bagi para pendamping disaat orang menghadapi peristiwa besar dan penentu ini yaitu menghadapi Tuhannya.
Sumber: kajianlagi.blogspot.co.id
loading...
loading...