Aku Melahirkan Anak Kembar, Bukannya Senang, Mertuaku Malah "Memberikan Anak Perempuanku" Kepada Orang lain! Saking Marahnya, Aku Langsung Bakar Rumah!

loading...
loading...
Aku telah menikah dengan suamiku selama tiga tahun. Aku dan suamiku sama-sama belum pernah berpacaran, namun kami telah berkali-kali dijodohkan. Pertemuan kami kali itu merupakan akhir dari perjalanan perjodohan panjang yang telah kami jalani.
Aku dan suamiku sama-sama adalah anak tunggal, kami berdua juga sama-sama berasal dari keluarga berada. Setelah menikah aku tinggal bersama dengan kedua mertuaku. Mereka memperlakukanku dengan baik, hanya saja mereka sangat membedakan pria dan wanita. Aku mengetahui hal ini karena suatu hari ketika keluargaku dan keluarga suamiku sedang makan siang bersama, ibu mertuaku mengatakan bahwa ia hendak mewariskan seluruh hartanya kepada suami dan diriku, namun rumah yang sekarang kami tinggali tidak akan diwariskan kepada kami, melainkan kepada anak lelaki kami kelak. Mendengar pernyataan tersebut, ibuku kemudian bertanya, bagaimana jika anak kami adalah anak perempuan? Ibu mertua langsung diam dan raut wajahnya berubah tak senang dalam waktu sekejap. Ayah mertua kemudian berusaha mencairkan suasana dengan berkata bahwa anak perempuan juga baik. Saat itulah aku tahu bahwa kedua mertuaku hanya menyukai anak lelaki. 
Setengah tahun setelah menikah, aku pun mengandung. Sayangnya, kabar gembira tersebut hanya bertahan sesaat. Dokter menyatakan bahwa anakku tumbuh di luar rahim, sehingga aku harus melakukan aborsi. Untungnya hal itu cepat diketahui sehingga aku masih bisa hamil kembali. Namun demikian, meskipun telah lewat satu setengah tahun, aku masih juga tak kunjung hamil. Suatu hari, aku tak sengaja mendengar ibu mertua berkata pada suamiku bahwa jika aku tidak dapat hamil, maka kami harus bercerai. Sejak saat itu aku mengusahakan berbagai cara, entah sudah ada berapa macam makanan dan obat-obatan penyubur kehamilan yang kukonsumsi. Setahun kemudian, usahaku akhirnya membuahkan hasil.
Yang lebih menggembirakan lagi, aku melahirkan sepasang kembar lelaki dan perempuan! Seluruh keluarga menyambut gembira kedua anak ini. Ketika itu ASIku tak cukup untuk memberi makan dua orang anak, oleh sebab itu aku memutuskan untuk memberi ASI pada anak perempuanku yang tubuhnya lebih lemah. Keputusan ini ditentang habis-habisan oleh mertua perempuanku. Ia berkata bahwa anak perempuan pada akhirnya akan ikut suami, maka dari itu aku harus memberi ASI unutk anak lelakiku. Namun demikian, aku tak mempedulikan perkataan ibu mertua. Aku tetap memberi anak perempuanku ASI dan membiarkan anak lelakiku minum sufor.
Entah bagaimana, tujuh hari kemudian anak perempuanku selalu menolak setiap kali aku hendak memberinya ASI. "Sayang kan ASInya, kalau dia gak mau , kasih aja ke kakaknya."ujar ibu mertuaku. Hari itu akhirnya aku memberi ASI kepada anak lelakiku. Keesokan harinya, anak perempuanku kembali menolak untuk minum ASI. Merasa ada yang aneh, malam itu aku diam-diam menghampiri kamar anak-anak sebelum waktu minum ASI tiba. Kecurigaanku pun terbukti! Aku melihat ibu mertua sedang memberi anak perempuanku minum sufor sambil berkata,"Minum yang banyak biar kenyang,jadi gak usah berebutan ASI sama kakak!"
Aku marah sekaligus kasihan terhadap anak perempuanku. Akhirnya aku pun melaporkan kejadian tersebut kepada suamiku. Setelah malam itu, ibu mertua berubah jadi lebih bisa menahan diri. Aku kira anak perempuanku sudah aman, namun baru saja lewat satu bulan, ibu mertuaku sudah kembali berulah!
Hari itu aku pergi ke dokter untuk melakukan check up. Sepulangnya dari rumah sakit aku hanya menemukan anak lelakiku, sedangkan ibu mertua dan anak perempuanku hilang entah kemana. Aku panik seketika. Suamiku berusaha menenangkan dengan berkata mungkin ibu mertuaku membawanya jalan-jalan sebentar ke luar rumah. Aku terus menanti dengan resah dan ketika ibu mertua tiba di rumah, aku segera menanyakan keberadaan putriku. Ibu mertua menutup mulut rapat-rapat, hingga ketika aku marah besar, ia baru memberitahu bahwa putriku telah diberikan kepada orang lain! Ibu mertua berkata anak perempuan tidak ada gunanya karena setelah menikah ia akan ikut keluarga suaminya, apalagi dengan keadaan ASIku tak cukup untuk dua orang anak, lebih baik anak perempuanku tak usah ada saja! Parahnya, ternyata ibu mertua telah merundingkan hal tersebut dengan suamiku dan suamiku menyetujui ide gila itu!
Hari itu aku dan suami serta mertuaku ribut besar. Ibu mertuaku bersikeras tak mau memberitahu dimana putriku berada. Dalam keadaan marah dan putus asa, aku akhirnya lari ke dapur dan menyalakan api. Saat suami dan mertuaku sibuk memadamkan api, aku segera lari ke kamar dan membawa anak lelakiku keluar dari rumah tersebut.
Aku kembali ke rumah orang tuaku dan menceritakan semua yang terjadi. Orang tuaku kemudian mengancam akan melaporkan ke polisi jika mertuaku tetap tak mau memberitahu dimana putriku berada. Ibu mertuaku pun akhirnya menyerah dan mengembalikan putriku kepadaku. Sejak saat itu, aku tinggal di rumah orang tuaku dan membesarkan anakku seorang diri. Jangankan menginjakkan kaki kembali ke rumah itu, melihat wajah suami dan mertuaku saja aku tak sudi!
Sumber: pixp

http://www.cerpen.co.id/post_145407.html
loading...
loading...
close