loading...
loading...
Zainab binti al-Harits, istri Salam bin Misykam, salah seorang pemimpin Yahudi di Khaibar, memendam kebencian mendalam terhadap kaum muslimin terutama Nabi Muhammad SAW.
Ini terjadi karena ayah dan suaminya tewas dalam perang Khaibar yang dimenangkan pasukan Islam. Dia menyaksikan sendiri saat-saat suami dan ayahnya tewas dalam peperangan. Diapun mengatur siasat untuk membalas dendam.
Saat keadaan sedang tenang, Rasulullah SAW diberi domba panggang beracun oleh Zainab binti al-Harits. Sebelumnya Zainab bertanya, bagian domba yang mana yang paling disukai Rasulullah?
Ada yang mengatakan kepadanya bahwa beliau paling menyukai bagian paha. Maka dia menyusupkan racun lebih banyak di bagian ini, lalu menaburkan ke seluruh bagian domba itu, kemudian membawanya kepada Rasulullah.
Setelah dihadirkan di hadapan nabi, beliau mengambilnya dan mengunyahnya satu kunyahan, namun tidak menelannya bahkan dimuntahkannya. Kemudian nabi Muhammad SAW berkata “Tulang ini mengabarkan kepadaku bahwa dagingnya beracun”.
Rasulullah memerintahkan memanggil Zainab, dan diapun mengaku bahwa dia tealah menyusupi racun ke dalam daging itu. Nabi bertanya, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?”
Zainab menjawab, “Aku pernah berkata, jika Muhammad seorang raja, aku puas dengan kematiannya. Jika dia seorang nabi, tentu akan ada yang memberitahu kepadanya.”
Sementara itu beliau ditemani Bisyir bin al-Ma’rur dalam memakan daging itu. Bisyir mengambil dagingnya, menguyah dan menelannya, sehingga ia meninggal.
Sebagian riwayat mengatakan perempuan itu dihukum, sebagian lagi mengatakan dimaafkan. Namun Zainab akhirnya memeluk agama Islam dan bersedia dihukum Qishash karena kematian Bisyir.
Sejak peristiwa di Khaibar, tidak ada lagi riwayat tentang efek racun tersebut pada tubuh Rasulullah SAW. Bahkan hingga beliau sakit beberapa hari sebelum wafat. Namun sehari sebelum Allah memanggilnya, kepada Aisyah Nabi SAW menceritakan rasa sakit sebagai dampak dari racun tersebut.
“Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang telah kumakan ketika di Khaibar. Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut,” kata Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan Imam Bukhari.
*) Dikutip dari Sirah Nabawiyyah, karangan Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury.
Sumber: bersamaislam.com
loading...
loading...